Sabtu, 21 Maret 2015

21 di 21 - Bingo! Turning Point

Yo! Apa kabar kalian semua? Harus sehat yah, kalau yang sedang sakit semoga lekas sembuh. Huwaaa berhubung hari ini tanggal spesial yakni, tanggal 21! Iya angka yang tertulis di header blog ini loh hohohoho. Hari ini banyak banget yang berbahagia. Dari yang seneng karena tanggal merah karena perayaan nyepi, sampai hari ulang tahun gue yang sebenernya biasa aja hahaha.  Masih inget tulisan ini? Tentang project bingo dan pohon semangat.


Kali ini gue nggak akan ngebahas project bingo, tapi masih ada keterkaitannya hohoho. Bingo di sini yang gue bicarakan adalah turning point. Di dalam menulis cerita, turning point atau plotpoint adalah titik-titik di mana karakter atau si tokoh utama berada dalam fase yang membuatnya "berubah".

KAMU BERUBAH!
Berubah di sini bisa berbagai macam versi, entah itu hidupnya, keadaannya, sifatnya, dan lain-lain yang pokoknya menuntut si tokoh utama ini berubah atau memiliki sebuah pengalaman baru yang membuat ceritanya menjadi tidak biasa. Nah dalam kehidupan kita, juga ada yang namanya turning point. Setiap orang memiliki turning point-nya masing-masing, entah membuat mereka menjadi lebih dewasa, menjadi lebih baik atau bahkan bisa jadi memburuk. Bagi gue, angka 21 bukan cuma sekadar angka kelahiran, tetapi juga angka usia dimana gue ngerasain turning point gue.

Gimana nggak? Di usia 21 tahun ini, gue mengalami peristiwa besar yakni menjadi lulusan Broadcast UI, bukan mahasiswi lagi. Kelulusan ini bisa berarti banyak, salah satunya memasuki gerbang "kehidupan yang sebenarnya". Entahlah saat gue lulus, orang yang memberi selamat, selalu mengucapkan itu, 

"Lulus yah put? Selamat yah! Kehiduapan yang sebenarnya baru dimulai! Hahaha" kata mereka sambil tertawa jahat dan puas. Gue pun hanya membalas, "Jadi selama ini gue masih pura-pura hidup gitu?"

Hahaha emang maksud bercanda sih, tapi mungkin mereka ada benarnya tapi entahlah, menurut gue yang mereka maksud dengan "gerbang kehidupan yang sebenarnya" adalah turning point kematangan, kedewasaan, dan semacamnya. Sederhananya, pemikiran umumnya tuh orang yang masuk ke dunia kerja itu adalah mereka yang masuk ke dalam "gerbang kehidupan sebenarnya", what the...mungkin saja sih seperti itu walau bagi gue, kemungkinan untuk seseorang menjadi lebih dewasa dan matang itu nggak serta merta menunggu mereka memasuki "masa-masa kerja". Kembali lagi, setiap orang memiliki turning point-nya masing-masing.

Usia 21 tahun di tanggal 21 ini, gue mengalami banyak hal yang membuat gue berpikir mungkin ini memang turning point gue. Nggak hanya soal kelulusan tadi, banyak hal deh sampe gue merasa diri gue berubah, keadaan berubah dengan sangat drastis dan cepat. Gue jadi mempelajari dan memaknai hal baru. 2121 ini menjadi seperti angka BINGO! Kemudian ucapan selamat anda memasuki gerbang kehidupan yang sebenarnya pun mencuat hahahaha. Yaa yang bisa kita lakukan yaa jalani saja semuanya dengan terbaik. 21 di 21 terasa spesial sekali.

Hal spesial lain selain soal turning point, adalah perayaan ulang tahun oleh anak Broadcast UI 2011. Di kelas kami, ada 3 orang yang berulang tahun di tanggal 21 Maret ini, yaitu gue, Finnie, dan Nia.

TIUP LILIN BARENG; FINNIE - PUTI - NIA
Selama 3 tahun kuliah bareng, di tahun terakhir perkuliahan inilah anak-anak BCUI'11 ngasih kejutan ke kami bertiga. Terima kasih yaah anak, bece untuk kenangannya ini, spesial di usia kami yang ke 21 tahun pula. Ohiya ngomong-ngomong, gue itu selalu ada teman tiup lilin loh alias teman yang ulang tahunnya barengan sama gue. Kalo di masa kuliah ini ada Finnie dan Nia. Di SMP ada Retno, teman sebangku sekaligus se-geng buat rumpi komik hahaha. Di SMA, gue tiup lilin bareng sekolah gue sendiri, yakni SMAN 4 Jakarta dan Yonsei, teman seperjuangan yang rumahnya sama-sama di Bekasi tapi sekolah di Jakarta hahaha. Gue berharap mereka selalu menjadi yang terbaik dan telah melewati turning point yang membuat mereka menjadi lebih baik.

SMA GUE UDA TUA BANGET TAHUN INI
Apakah turning point bisa kita buat sendiri? Mungkin saja bisa, mungkin saja nggak. Karena menurut gue, turning point itu sebuah fase yang sebenarnya kita juga nggak bisa liat. Turning point itu berbentuk sebuah momentum yang membolak-balikan diri kita pada perjalanan nasib (cieelaah bahasa gue). Sementara itu, kita masih tetap bisa merubah diri kita tanpa menunggu turning point. Bisa banget malahan. Bahkan bisa aja cara kita merubah diri perlahan terakumulasi menjadi sebuah momentum di turning point hidup kita. Dan pastinya turning point itu akan selalu kita ingat nantinya.


Cara menanggapi turning point adalah menjadi diri kita sendiri. Maksudnya menjadi diri sendiri bukan soal "semau-maunya gue" yah. Tapi tentang memperhatikan diri kita sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Saat ini, gue juga masih belajar untuk memperhatikan diri gue sendiri walau dengan adanya bantuan moril orang lain. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang semakin baik. Amin. Salam #Sotoy!

Plot twist: gue nulis ini di tahun ini (2015) dengan usia gue yang ke 22 tahun hahaha.

Sumber Gambar:
Pandang lagi langitnya »»  

Rabu, 18 Maret 2015

Laguku Di Bulan Maret

Yo! Apa kabar semua? Kuharap kalian semua dalam keadaan baik. Sebelum kalian melanjutkan untuk membaca ini semua, aku beri peringatan bahwa isi postingan ini hanya sebuah cuap-cuap saja hahahaha. Sebenernya ada beberapa postingan yang sudah jadi dan tinggal dipencet tombol "publish" aja, tapi mencari "waktu yang tepat" buat posting biar nggak disangka lagi curhat galau atau nyindir orang gitu heuheuheu (fakta beneran huhuhu).


Nah menengok ke belakang, postingan terakhirku itu ternyata tanggal 26 Januari 2015?!! JENG JENG JENG. Ya okelah blog ini mungkin nggak ada yang nungguin atau baca (mungkinkah ada?), tapi untuk sebulan (nyaris dua bulan sebenernya) nggak nge-blog itu artinya aku sudah gagal!! Yep, gagal untuk menepati janji diri sendiri. Cerita sedikit, bagaimana perhitungan waktuku terhadap tulisan di blog,

KALENDER LAPTOP - JADWAL NGEBLOG
"1 postingan setiap minggu", nah dalam sebulan artinya aku harusnya menghasilkan 4 postingan. Nah, cara melihat minggu pertama dan seterusnya, dari kalender laptop seperti yang kuberi tanda merah itu. Jadi, tanggal 29, 30, 31 Maret akan masuk ke dalam minggu pertama di bulan Mei gitu. Berarti tulisan ini harusnya postingan ketiga di bulan Maret tapiii malah jadi postingan pertama di bulan Mareeet!! Grrr sedih,,,sediih....

Ya, memang sesedih itu. Kalo kata inspiratorku, kita harus kejam sama diri sendiri. Minimal patuhi peraturan yang kita bikin untuk diri kita sendiri. Salah satunya adalah ya nulis blog ini huhuhuhu. Nah belakangan ini, aku sedang menggeluti hobi baru, yakni FANDUBBER. Mirip-mirip sama Fanart dan Fanfic (kemudian nengok fanfiction yang juga belom dipublish-publish), fandubber ini medianya adalah suara. Yup, nge-dubbing gitu tapi bikinan fans lah yah kan kita belum pro gitu.

Untuk fandubber ini akan kubahas dipostingan yang lain yah. Ya karena hobi baru ini, aku harus atur jadwal lagi yah (pecut diri sendiri). Jadi dengan tulisan ini, aku menitipkan pesan untuk diriku agar malu kalo nggak update blog lagi. Yaa minimal, kalo sibuk banget harus ada 1 postingan dalam 1 bulan atau diganti dengan apa gitu. Belakangan ini, sadar banget kalau waktu itu terlalu berharga untuk ditukar dengan kata "moody-an". Yaaa selama ini tau waktu itu berharga tapi pingsan dengan ngebiarin diri sendiri diperbudak oleh mood, padahal aku adalah si pengendali mood itu sendiri kan? Gimana mau jadi Avatar kalo mood doang aja susah dikendaliin HUFT.


Rasa bosan pasti ada, tapi disiplin dan ketekunan juga masih ada. Kepada diriku, tulisan ini untuk mempermalukanmu di masa depan. Jadi, hal yang pertama yang harus kulakukan adalah beli buku agenda baru hahaha. Ah sekian saja cuap-cuapku hari ini. Tulisan ini adalah pemanasan untuk tulisan berikutnya. Yang penting nulis dulu saja. Dah!
Pandang lagi langitnya »»