Rabu, 10 April 2013

Hanya Sekejap! *Between Important and unimportant in my life*

Tulisan ini dipost di facebook pada
Thursday, 13 May 2010


Sebenernya sih nggak terlalu penting tapi yaaa...namanya hanya sekejap. Jadi ini hanya sekejap yang terlintas di otak gue karena suatu hal yang gue alamin dengan hanya sekejap. Hahaha...

Si Santi, ketua club Jepang itu akhirnya pulang. Gue yang seminggu mantauin fb dia sangking excited dan menunggu foto-foto yang bakal dia upload di Jepang itu, semakin nggak sabar. Ternyata dia masuk sekolah hari selasa. Hari selasa langsung gue samper dia dengan penuh ketidaksabaran. Ya, gue nggak sabar akan OLEH-OLEHnya.

Ternyata hari itu dia kagak bawa oleh-oleh. Okeh, pasti besok dia bawa, pikir gue. Dan nyatanya iya benarrr...gue dapet gantungan hp SUPER KECIL dan super mahal itu (harusnya sih gue tekankan kata super mahal yah? Hahaha....lanjutlah biar kagak keliatan sombong. Woelah..). Ya, syukur alhamdulilah, yang namanya gratisan pastilah nikmat walau sekejap. Jreeeeng....ingat kata-kata yang gue keluarkan YANG NAMANYA GRATISAN PASTILAH NIKMAT WALAU SEKEJAP. Dari situlah situasi "Sekejap" gue dapati saat mendapatkan coklat dari santi.

Coklatnya mungil dengan bungkus lucu minie mouse. Ya, emang sebutir. Tapi bak mutiara, rasanya pengen gue bawa pulang dan gue pajang. Tapi takut lumer. Akhirnya gue mulai dengan membuka tuh bungkus. Nggak tega, akhirnya gue cium dulu. Ternyata wangi coklatnya mantep juga. Oke, Hidung sudah setuju untuk memakan tuh coklat. Gue buka dan akhirnya Taraaa....bulat, sebutir dan berwarna 2: dibagian bawah coklat hitam dan dibagian atas coklat muda. Mata gue menganalisa sepertinya ini percampuran coklat pahit dan coklat manis (Yippiee....sangat suka coklat pahit...yang manis juga....analisa gue emang bener dah).

Pertama, gue mulai menggigit dengan sangat kecil. Rasanya gila...mantep coy!
Kedua, gue mulai berani menggigit rada besaran dikit gigitannya. Umm..gila udah mulai kerasa ada yang krenyes...krenyes kayak biskuit tapi bukan biskuit.
Ketiga, gue mulai menekankan daya jari gue terhadap tuh coklat, lalu menutup mata. Dan memasukkannya ke dalam mulut. Nikmat tenan...

Terakhir, gue buka mata gue dan melihat sisa lumeran di jari gue. Dan gue pun mengemutnya...woalah...nikmat namun hanya sekejap....Gila lo!!! Dari situ terlintas penyesalan mengapa gue makan tuh coklat? Mengapa gue makan tuh coklat cepat sekali? Mengapa gue nggak minta lebih aja ke santi (namanya juga dikasih)?

Argh...saudaraku, ingatlah kata-kataku, sesungguhnya YANG NAMANYA GRATISAN PASTILAH NIKMAT WALAU SEKEJAP.

But, terima kasih buat santi. Itu rasa coklat yang akan gue makan lagi nanti kalo gue dan kalian semua ke Jepang. Hahaha...XD

Pandang lagi langitnya »»  

HP ku yang banyak

Tulisan ini diposting di facebook pada
Saturday, 15 August 2009

tumpukan handphone


Hahaha...Bukannya sombong, ini pengakuan seorang temen gw. Hahaha...Ceritanya begini...
Waktu itu gw lagi jalan sambil ketawa-ketiwi sama temen gw. Kita sebut temen gw yg ini TG1(temen gw 1). Lagi asik ngobrol, dateng TG2. Dan terjadilah....

TG1: uda beli hape yg ke 7 nih rupanya?
Gw: iya dong.
TG2: put, lo punya hape 7?! (histeris)
Gw: iyalah. Kan gw pengen cepet-cepet punya hape yg terbaru!
TG2: (tercengang)
TG1: terus hape yg ke enam lo lagi di siape? Nanti gw pinjem ye?
Gw: ada di siape ye? Gw lupa. Tenang! Lo pasti gw pinjemin.
TG2: kok lo pinjemin?
TG1: emangnya kenapa? Suka-suka si puti.
Gw: iya, kita kan nggak boleh pelit.
TG2: lo nggak takut rusak?
Gw: takut sih. Yg namanya minjem, pasti di jaga bener-bener. Palingan mah robek dikit, itu kerusakan yg sering terjadi.
TG2: robek?
TG1: iya, ya,put! Untungnya lo beli yg hardcover! Jadi penjilidannya bagus!
TG2: lagi ngomongin apa sih? Nggak ngerti gw!
TG1+gw: harry potter kan? Apalagi?
TG2: (mukanya mesem)

whahaha...Nggak nyangka dia (TG2) mikir gw punya HP (handphone) sampe 7. Gw nggak sekaya itu! Kalo pun gw kaya, ngapain juga beli HP sampe 7?
Gw lupa siapa tuh si TG1 dan TG2 hahaha...Uda lama! Maaf,teman!

Pandang lagi langitnya »»  

Hiruk Pikuk Kakak-Adik


Tulisan ini ditulis dan dipost di facebook pada
Wednesday, 9 December 2009

Haaa....kayaknya nih judul notenya nggak enak dibaca. Enakan mana baca "Kakak adik" atau "Adik kakak"? Pasti banyak menjawab yang kedua yaitu "Adik kakak". Mungkin karena kata 'Adik' berawalan huruf A? Sudahlah tak usah dibahas. Dari hal yang sekecil itu saja udah tersirat percekcokan. Kata orang, "Ya, namanya juga kakak adik. Pasti pernah berantem" atau "Yang namanya kakak adik harus berantem, kalo ga gitu mah namanya bukan kakak adik"

Sebenernya ini note tertuju buat kedua adikku yang tersayaaaang (maksa banget kayaknya). Nyata sekali, bahwa aku terkadang kesel dengan keberadaan kalian berdua apalagi saat-saat berantem. Dimana emak kita bakal bilang "Udah, kamu ngalah dong sama adik kamu". Terus mengalah, mengalah dan mengalah. Sampe aku berpikir "Kalo ngalah mulu, kapan aku menang?". Dari hal itu aku juga mendapat suatu pemikiran mengenai jawaban atas pertanyaan kata 'adik kakak'. Mungkinkah kata 'kakak' mengalah pada kata 'adik' sehingga kata 'adik' bisa disebutkan terlebih dahulu. Sial sekali menjadi seorang kakak. Apalagi aku anak pertama. Jujur aku bikin note ini tidak dalam keadaan bertengkar atau membenci kedua adikku itu. Justru aku membuat note ini dalam keadaan have fun dengan mereka berdua. Terlintas unek-unekku yang terdahulu.
Saat aku pertama kalinya menjadi kakak atau mempunyai adik, secara tersirat orang tuaku mengatakan "Jadilah contoh untuk adikmu" atau "Berilah adikmu contoh yang baik, karena kau seorang kakak". Mungkin orang tuaku tak pernah berkata begitu, atau mungkin pernah? Tapi kata-kata itu hadir tanpa mereka ucapkan. Tersirat untuk para kakak. Bahkan muncul perkataan seperti ini juga "Dia adikmu, bela dan jaga dia" atau "Kalau mama dan papa ga ada, kamu jaga adik-adikmu ya"
Sulit sekali memang.

AKU ADALAH SEORANG KAKAK
AKU ADALAH PEMIMPIN ADIKKU
AKU ADALAH CONTOH
AKU ADALAH BODYGUARD
AKU ADALAH PENGGANTI ORANG TUA

Tapi nyatanya?
Saat aku mengalah, adikku merespon: senyum dan merasa menang
Saat aku memberi contoh yang baik, adikku merespon: kesal, merasa dikalahkan
Saat aku memberi nasihat, adikku merespon: tidak peduli, merasa digurui
Haaa....rese sekali. Hey,adik! Kau tahu tidak? Aku capek menjadi kakak. Ingin rasanya aku merasakan enaknya menjadi adik. Mungkin bukan hanya aku yang merasakan hal ini tapi seluruh kakak.
Karena aku tak pernah menjadi adik, maaf saja aku tak tahu rasanya itu. Tapi ini adalah perasaanku menjadi kakak. Ku pikir, mungkin aku lebih baik menjadi kakak. Karena bila adikku jadi kakakku, mungkin mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Yah, benar. Mungkin Allah telah menciptakan aku sebagai kakak karena kedua adikku itu tidak pantas atau tidak cocok menjadi kakak. Ya, benar sekali.
Aku melihat adikku bermanja padaku, masih sangat takut bila aku marah besar, masih bersembunyi dibalik ketiakku, menceritakan rahasia padaku, menceritakan masalahnya padaku, masih dan akan terus meminta bantuan padaku, tertawa bersamaku, merencanakan sesuatu bersamaku, bertengkar bersamaku, mandi bersamaku dan lain-lain.

Hahaha.....Mungkin aku belum benar-benar merasakan beratnya sebagai kakak, atau melindungi mereka. Ya, benar. Aku belum menjadi kakak yang baik. Yang kulakukan pada kedua adikku ialah
1.Menyuruh-nyuruh mereka
2.Menjahili mereka
3.Memonopoli barang-barang mereka
4.Mentidakadili mereka dll.
Bagaimana dengan kalian? Sudah menjadi kakak yang baik? Hmm...

Nb:saya harus jadi dewasa buat kedua adik saya. Biar keliatan keren gitu. Tapi saat saya sudah menjadi sedikit bersifat dewasa, adik bungsu saya marah dan tidak suka karena katanya tidak ada lagi yang bisa jadi teman main barbie. Jadi saya harus gimana??? Haaa....derita seorang kakak datang lagi.

Merangkul kedua adikku, Anggi dan Melati
Postingan lama dari facebook. Lucu juga.
https://www.facebook.com/notes/puti-ayu-amatullah/hiruk-pikuk-kakak-adik/361052970354




Pandang lagi langitnya »»